CHAPTER 8
PERUSAHAAN GEMAR
Mei
2016, Sin
Hasil
ujian kami sudah keluar dengan aku dinyatakan sebagai juara 1. Aku mengangkat
piala dengan bangga. Ibuku menangis bahagia bisa melihatku menjadi juara 1 di
seluruh sekolah.
Kami
memutuskan untuk pulang merayakan kelulusanku. Rumah kami sudah jauh berubah
dari yang dulu. Jika dulu catnya masih belum selesai kini rumah kami berwarna
kuning dan oranye dengan bunga yang menghiasi indah untuk dilihat. Semua sudah di cat. Diberi pagar. Di beri hiasan.
Rumah
kami sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi yang canggih. Kompor listrik.
Mesin cuci pakaian. Mesin cuci peralatan makan. AC. Mesin penghisap debu.
Pemanas Air. Hingga pemakaian komputer kami serta WiFi semuanya menghabiskan
hampir 8 juta sebulan. Tapi aku tidak merasa ada masalah. Berbeda dengan yang
dulu aku sudah memiliki uang untuk membiayai rumah kami. Aku akan terus mencari
uang agar keluargaku bisa bahagia.
Beberapa
hari kemudian aku duduk di dalam ruangan di sebuah gedung bangunan baru. Hari
sudah menunjukkan jam 8 malam. Aku, kedua sahabatku, Dini, dan pamanku duduk
di dalam ruanganku yang berada di bagian teratas.
“Jadi
Di, Paman udah uruskan semua berkas yang kamu perlukan sisanya kamu bisa kerjakan
sendiri lah. Paman juga udah mengurus berkasmu untuk masalah perpajakan. Akan
Paman berikan tagihannya nanti padamu. Bagaimana masih ada yang kurang jelas?
Mumpung paman masih ada disini.” dia secara perlahan menjelaskan tentang
perusahaanku. Aku mengingat semuanya dengan baik dan mengangguk paham.
“Oke,
jadi bagaimana untuk masalah perekrutan?” Tanyaku padanya. Ini masih menjadi
masalahku hingga saat ini. Dimana aku bisa merekrut 35 orang untuk tahap
pertama perusahaan kami ini.
“Untuk
masalah itu aku sudah memasang iklan di berbagai media sesuai permintaan Pak
Tadi! Ini contoh dari brosur dan pamflet yang kami sebarkan!” Dini menyerahkan
contoh dari iklan yang mereka pasang. Tahun 2016 sudah memasuki era internet.
Jadi dengan dana yang cukup kami bisa memasang iklan perekrutan untuk memenuhi
kuota perusahaan kami.
“Good enough for me! Okey, itu saja
terima kasih Man udah mau bantu! Bagaimana dengan tawaranku. Paman mau menjadi
CEO untuk perusahaanku sekarang?” Aku mencoba menawarkan kembali jabatan CEO
pamanku. Sayangnya ia menolak kemarin. Perusahaan kami tidak terlalu besar
sampai memerlukan banyak posisi. Hanya posisi penting yang akan diisi untuk
tahap awal untuk menyebarkan nama kami.
“Tidak
bisa. Paman masih memiliki kontrak untuk bekerja dengan pemerintahan. Dan
lagipula Paman tidak memiliki kemampuan untuk menjadi CEO jadi kamu harus bisa
merekrut CEO secepat mungkin atau tidak perlu dan langsung menunjuk dirimu
menjadi CEO. Tapi Paman tidak akan menolak untuk membantu jika kamu perlu sesuatu.
Ini adalah masa yang cukup sulit. Aku tidak bisa hanya meminta padamu dan
bergantung begitu saja. Aku akan bekerja jika kamu butuh sesuatu” Jawabnya.
Sungguh jawaban yang merepotkan.
“Aku
akan menjadi CEO kalau begitu. Setidaknya untuk sementara ini. Aku akan
mengirim upah yang sesuai ke Paman nanti. Dan aku titip uang untuk Karin. Untuk
beli es krim kesukannya!” Aku hanya tersenyum ketika Pamanku berterima kasih
setelah aku mengiriminya 50 juta Rupiah ke akun banknya. Kemudian dia pergi
meninggalkan kami untuk pulang kerumah karena hari sudah cukup malam.
“Tawaranku
kepada kalian berdua masih terbuka. Haydar akan tetap bekerja bersamaku. Aku
mempercayainya untuk memulai sebagai kepala tim pembuat video iklan dan
membantu membuat cerita untuk game sambil dia berkuliah!” Aku mencoba merayu
mereka berdua untuk terakhir kalinya.
“Huh?
Aku langsung jadi kepala tim Di?” Haydar merasa ragu dengan posisi baru yang
kuberi padanya.
“Aku
ingin mengejar mimpiku!” Jawab Putra
“Aku
juga. Aku ingin pergi bebas di Ibu Kota!” Jawab Dini
“Haydar.
Aku percaya padamu. Banyak yang akan meragukanmu tapi aku percaya padamu. Dan
untuk kalian berdua. Aku mengerti. Jika di posisi kalian aku akan memilih bebas
untuk mengejar mimpiku juga. Aku mengerti.” Aku tidak bisa memaksa mereka
berdua untuk bekerja padaku. Ini saatnya aku mencari sekretaris baru. Aku,
Haydar dan Putra akhirnya pulang. Aku mengantar Dini kerumahnya dengan mobil
yang baru ku pesan dari Luar Negeri seharga 12 Miliar Rupiah. Aku menghabiskan
banyak uang untuk membeli mobil ini kemari. Aku sampai bertengkar dengan ibuku
ketika dia marah aku membeli mobil semahal itu. Untungnya beliau bisa mengerti
bahwa aku memiliki uang yang cukup terutama ketika aku menjelaskan aku ingin
membuat perusahaan. Awalnya aku di tantang tapi setelah ibuku dan keluargaku
mengerti seberapa besar yang kuhasilkan mereka tidak mempermasalahkannya. Aku
bahkan merekrut beberapa personil dari keluargaku untuk mengisi perusahaanku.
Tentu saja aku tidak bisa menerima semuanya. Tapi aku mengambil berlian yang
bisa ku ambil dari keluargaku.
Aku
kembali ke rumahku larut malam dan membuka komputer. penasaran aku melihat
komentar game pertamaku. Ada ratusan ribu komentar yang kudapat.
“Game
yang bagus. Murah juga kalau dibandingkan game yang lain!”
“Keren
tapi aku gak pernah dengar Perusahaan Pohon di Bulan!”
Sayangnya
ada juga komentar yang tidak enak. Cukup wajar sih.
“Game
grafik jelek. Rugi aku beli!”
“Bangsat
aku kalah terus. Rusak pasti game sialan ini!”
Dan
masih banyak komentar yang dibuat oleh mereka. Ada yang bagus. Ada yang
memberikan masukan dan pujian. Ada juga yang menghina game buatanku. Tapi aku
cukup senang. Ini adalah.... game pertama yang kubuat di kehidupan ini.
Sudah
akan masuk kuliah kah? Mungkinkah aku akan bertemu dengannya lagi? Risa?
“Huh,
aku jadi berpikir hal yang bodoh!” Gumam Aldi seorang diri.
‘Sistem.
Apa kau juga akan ikut menghilang ketika aku masuk kuliah nanti? Apa aku harus
membangun semuanya dari awal lagi? Apa semua yang kudapat dari Sistem akan
menghilang?’
“HOST
TIDAK PERLU KHAWATIR. SISTEM AKAN SELALU BERSAMA DENGAN HOST. DAN FITUR YANG
DIBERIKAN SISTEM DARI AWAL AKAN TETAP BERSAMA DENGAN HOST. TERMASUK SKILL,
STATUS, STORE, DAN SEMUA YANG SUDAH HOST BELI TIDAK AKAN HILANG DAN HOST MASIH
AKAN BISA MENGGUNAKAN SISTEM UNTUK MASALAH YANG HOST HADAPI!”
‘Terima
kasih’
“SAMA-SAMA
HOST!”
“TAPI
HOST. SAYANGNYA SISTEM TIDAK AKAN BISA MENUTUP NAMA HOST LAGI. SEBELUMNYA
SISTEM MENUTUP NAMA HOST DARI ORANG-ORANG YANG BERMAKSUD BURUK DAN MEMBUKA
PINTU BAGI MEREKA YANG BISA MEMBANTU HOST. SEKARANG SISTEM TIDAK AKAN BISA
MELAKUKANNYA LAGI. DAN HOST HANYA BISA MELINDUNGI DIRI HOST SENDIRI!”
‘Aku
mengerti. Lagipula. Ini sudah saatnya aku menjadi dewasa kembali!’
Comments
Post a Comment