CHAPTER 10
PERHATIAN YANG DIBUTUHKAN DAN YANG TIDAK DIBUTUHKAN
Desember
2016, Perusahaan ARENA GAME CO.
Sang
pemimpin Perusahaan Andri duduk di atas kursinya ketika sekretarisnya datang
membawa berkas yang ia tunggu.
“Ah,
Leo akhirnya kamu datang. Jadi bagaimana data yang ku minta? Bagaimana dengan
game yang kita buat?” Antusias Andri bertanya pada sahabatnya yang menjadi
sekretarisnya Leo.
“Bad, Andri. Bad, ada startup company
yang berani mengeluarkan game hampir sama dengan kita. Dan parahnya lagi game
mereka bisa mengalahkan game buatan kita. Kita! Perusahaan pembuat game yang
sudah berdiri sejak 2010 dikalahkan oleh Start
Up Company rendahan yang baru muncul. Bahkan nama mereka sangat bodoh!” Leo
terlihat lelah saat menjelaskan masalah mereka kepada pimpinan perusahaan
mereka. Dia merasa tidak enak mengecewakan sahabatnya dan bosnya.
Andri
merasa khawatir mendengarnya, tapi kemudian menghilangkan rasa khawatirnya.
“Mungkin
ini cuman keberuntungan pemula. Kita tidak perlu khawatir. Paling mereka tidak
akan bertahan lama.” Ucapnya. Perkataannya cukup masuk akal mengingat ada
banyak perusahaan pemula yang sukses di awal dan bangkrut diakhir. Hal itu
biasanya akan menguntungkan bagi kapitalis karena mereka bisa mengambil alih
perusahaan yang sudah bangkrut dan membelinya dengan harga murah.
“Bos.
Mereka awalnya adalah DJAGD. Anda ingat beberapa game yang terkenal
dari beberapa bulan lalu? Merekalah yang membuatnya. Dan sekarang mereka
memutuskan untuk membuat perusahaan resmi untuk game buatan mereka sendiri.
Anda tahu darimana Azuki Group di Jepang mendapat game mereka yang booming itu?
Itu dibuat oleh mereka juga! Dan tau apa yang lebih buruk lagi? Pemimpin
Perusahaan itu bahkan baru mulai kuliah dan hanya lulus dari SMA. Dia sudah
muncul diberita koran dan internet. Pebisinis Muda Yang Akan Membangun Industri
Game Indonesia kata mereka! Bah. Apa tau mereka? Pengusaha yang hanya berasal
dari kota terpencil dibandingkan Perusahaan Besar di ibukota seperti kita!” Leo
merasa frustrasi terhadap kesuksesan perusahaan lain yang menghambat perusahaan
mereka. Dia sebenarnya tidak perduli dengan perusahaan lain. Apalagi jika
mereka berasal dari kota terpencil baginya. Tapi ketika ada perusahaan yang
berani menantang mereka maka dia akan mencari cara menghancurkan perusahaan
musuh sebelum mereka meraih kesuksesan.
“Lalu
bagaimana jika kita mencoba melakukan kerjasama mereka? Hanya untuk membuat
mereka dibawah kendali kita. Dan kirimkan Andre untuk memberi mereka peringatan
agar tidak melawan kita!” Saran dari Andri
Leo
terlihat memikirkan sesuatu. “Mungkin anda benar. Aku akan mencoba mengirim
Tuan Andre ke perusahaan mereka dan memberi peringatan baru aku akan mengambil
alih perusahaan mereka setelah mereka tahu kita berada diatas mereka. Sayangnya
Tuan Andre sedang berada di luar negeri dan baru pulang pertengahan tahun
depan!” Kemudian Leo pamit dari hadapan Andri untuk menyiapkan rencananya
ketika Andre pulang ke Indonesia.
“Perusahaan
GEMAR? Huh. Perusahaan baru berani melawan Perusahaan besar kami yang sudah
mendunia. Biarkan mereka bangkrut. Aku tidak perlu melakukan apapun sebenarnya
tapi aku akan membiarkan Andre bersenang-senang sedikit!” Andri membiarkan Leo
mengurus masalah ini seperti biasa. Biarkan dia menunjukkan kenyataan ke
Perusahaan baru itu bahwa hanya Perusahaan besar yang bisa bertahan di industri
saat ini. Orang muda Junior tidak punya urusan bersaing dengan Senior di
Industri ini.
Di
tempat parkir Perusahaan GEMAR, Sin.
“Anda
masih perlu pergi untuk mengawasi pekerjaan di Perusahaan anda!” Jelas Rani.
Rani adalah sekretaris baru yang direkrut Geral untuk menggantikan Shela ketika
Shela dan Ranu sudah resmi keluar dari perusahaannya dan dia memberi mereka
pesta perpisahan. Rani berumur 22 Tahun hanya 4 tahun lebih tua darinya yang
merupakan lulusan dari Universitas Indonesia Internasional Jurusan Administrasi
Bisnis. Selama 4 bulan dia bekerja untuk Aldi mereka sudah cukup akrab hingga
mereka tidak merasa kaku dengan satu sama lain lagi.
“Tapi
aku sedang mengerjakan sesuatu. Dan kuliahku juga sedang berjalan!” Keluh
Aldi. Dia sedang kelelahan membuat proyek barunya. Dia membuat sebuah armor
robot seperti Iron-Man. Tapi dia tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk
membuat baju dari film kesukaannya itu. Jadi dia berusaha mencari alternatif
untuk armor Iron-Man miliknya.
Dan
juga Aldi sudah menyuruh Rani untuk selalu mengecek perusahaannya karena dia
ingin memiliki sedikit kebebasan dari jam kerjanya. Untungnya dia tidak
menerima investor karena takut akan di lawan ketika ada keputusan yang ingin
dia buat. Jadi dia menolak beberapa investor yang menawarkan diri mereka ke dia selama beberapa bulan ini.
Dia
masih datang ketika ada pertemuan penting dengan seluruh karyawan. Dia juga
membuat acara ketika game yang mereka buat melewati jumlah download tertentu. Dia
bahkan hampir selalu berada di kantor jika tidak ada proyek pribadi. Tapi yang
menjadi masalah adalah ketika dia memiliki proyek pribadi dia tidak akan datang
ke kantor atau keluar dari rumahnya hingga berhari-hari. Dia berniat membuat
game online yang saat ini sedang dibuat oleh timnya. Dalam 4 bulan terakhir dia
dan perusahaannya membuat game mobile smartphone android dan ios. Mereka
membuat game gratis pertama kalinya yang akan menjadi uji coba untuk melihat
reaksi konsumer.
Meski
tidak cepat meraih kesuksesan seperti game pendahulunya game ini cukup
terkenal, sebuah game RPG bernama Adventure In Dream. Ceritanya adalah seorang
anak berumur 10 tahun terjebak di dalam mimpinya dan untuk keluar dia harus
bisa mengalahkan 30 level dari yang termudah hingga yang tersulit. Ini masih
merupakan game offline pertama mereka yang diterbitkan untuk pengguna
smartphone. Dan mereka akan membuat game baru yang memiliki fitur pembayaran
untuk memudahkan pemain menyelesaikan level dan bisa memberi pemasukan untuk
perusahaan.
Mereka
berdua masuk dan disapa oleh seluruh karyawan yang mereka temui. Handoko menghampiri mereka untuk membahas tentang marketing game terbaru mereka. Game
simulasi kehidupan berkeluarga.
“Jadi
Pak. Untuk game ini kami sudah menghubungi beberapa pengguna yang bisa
mengiklankan produk game kita. Termasuk yang akan kita berikan kompensasi uang
200 ribu rupiah untuk mereka dan vip selama sebulan untuk produk game kita.
Bagaimana menurut anda?” Tanyanya padaku.
Sebelumnya
masalah iklan dan penyebaran game sudah di urus oleh sistem. Tapi kini aku
tidak bisa mengandalkan sistem untuk hal ini lagi dan memanfaatkan sumber daya
yang aku miliki di perusahaan.
“Bagaimana
hasil tes game dari tester perusahaan kita? Apa masih ada bug atau semacamnya?”
Tanyaku sebelum memberi persetujuan. Hal ini sangat penting karena aku tidak
ingin mendapat keluhan dari konsumer ketika memainkan game kami.
“Hingga
saat ini tim tester masih belum menemukan bug dalam game tersebut sehingga kami
berani untuk melanjutkan game ini untuk disetujui oleh anda. Kami hanya perlu
persetujuan anda dan game tersebut akan langsung kami terbitkan untuk pemain
smartphone dan pengguna PC versi Windows dan Macintosh.”
“Kalau
begitu aku memberikan ijin untuk melanjutkan proyek ini. Free to play bisa
menjadi salah satu opsi player dan bagi yang memiliki uang bisa membeli vip
yang akan memberikan mereka bonus dalam bermain. Aku tidak terlalu berharap
banyak dengan game ini tapi aku berharap anda bisa memaksimalkan penyebaran
game ini. Jangan lupa dengan versi global untuk diluncurkan secepatnya.” Aku
mengatakan padanya dan kemudian dia pergi kembali pekerja.
“Bagaimana
dengan Adventure in Dream?” Aku bertanya status game yang kami rilis 4 bulan
yang lalu pada Rani. Rani menyerahkan folder marketing Adventure in Dream.
“Ini
data yang dikumpulkan oleh tim marketing.” Aku menerima folder yang berisikan
data penyebaran gameku dari Rani, “Kamu boleh duduk sekarang.” Aku
mempersilahkan Rani untuk duduk di kursi depanku. Melihatnya berdiri sementara
aku duduk membuatku tidak enak dengannya (-_-‘). Dia akhirnya duduk di kursinya
yang berada di depanku. Aku memberikannya meja di dalam ruanganku dengan sebuah
komputer untuk membantunya bekerja.
“Hm,
tidak buruk. Walaupun tidak bagus tidak terlalu buruk juga.” Adventure in World
adalah game rpg offline yang kuluncurkan pertama kali untuk pengguna smartphone
android dan ios. Game yang 100% gratis dan hanya ku keluarkan untuk melihat
reaksi konsumer. Aku bahkan tidak berniat untuk mengupdate game ini tetapi ada
sekitar 3000 pengguna yang bertanya tentang update game tersebut. Jumlah
download tidak terlalu banyak jika dibandingkan game pc yang aku dan
teman-temanku buat dulu tapi berhasil melawati angka 10.000 pengguna di android
dan di ios hampir mencapai 20.000 dalam waktu 3 bulan sejak di luncurkan.
“Tolong
panggilkan Haydar keruanganku. Aku ingin meminta dia mengerjakan sesuatu.” Rani
menggunakan telephone internal untuk memanggil Haydar ke ruanganku.
Beberapa
saat kemudian Haydar datang. Aku hanya mewajibkan mereka menggunakan pakaian
putih hitam di hari senin hingga rabu dan pakaian batik di hari kamis-jum’at.
Haydar datang dengan menggunakan baju putih hitam.
“You look good in that dude.” Candaku
padanya. Dia merespon dengan terkekeh. “And
you too boss. Big boss.”
“Gimana
kehidupanmu sekarang?” Tanyaku padanya. Setelah mulai kuliah dia pindah dari
rumahku. Aku mengatakan tidak apa jika dia masih ingin tinggal disini tapi dia
memilih untuk membeli rumah BTN miliknya sendiri dengan uang yang kuberikan
padanya dulu. Dan juga aku tidak mewajibkannya untuk full ke kantor seperti
pegawai lain karena aku tahu etik kerjanya. Seorang pemuda yang bisa melakukan
pekerjaannya dengan maksimal dalam waktu singkat. Aku hanya menyuruhnya untuk
datang ketika ada yang ingin aku kerjakan dengannya. Walaupun ada beberapa saat
dia tidak bisa datang pagi atau sore karena waktu kuliahnya. Aku mengerti.
Karena aku juga begitu. Heck jika Rani tidak menyeretku kesini dari rumah aku
tidak akan ada disini sekarang. Aku ingin menyelesaikan armorku secepatnya.
“Baik.
Baik. Gimana denganmu?” Kami memulai pembicaraan dengan obrolan santai.
Meskipun ini adalah perusahaan dia tetaplah temanku yang dari awal sudah
membantuku membuat game. Penghasilan game yang kudapat dari game terdahulu aku
masih membaginya untuk kami berempat yang mana Shela membantu mengisi suara dan
menambahkan alur cerita dan karakter jadi aku bisa membantu ketiga temanku
sedikit karena game itu sudah mendunia aku masih mendapatkan uang dari hasil
penggunaannya.
“Jadi
aku memanggilmu untuk proyek baru kita. Aku ingin kamu untuk membuat konsep
game survival.” Dia mengangguk dengan perintahku.
“Aku
bisa melakukannya. Game survival seperti apa yang kamu pikirkan? Dan berapa
lama waktu yang kamu berikan untuk tim?” Tanyanya padaku menanyakan rincian
pekerjaannya.
“Game
survival zombie. Yang aku pikirkan adalah pemain akan terjebak di sebuah pulau
dan ketika dia kembali dunia yang dia kenal sudah hilang dan berubah menjadi
dunia zombie. Untuk deadlinenya. Aku bisa memberikanmu hingga 20 Desember.
Sekitar 19 hari dari sekarang. Walaupun aku berharap kamu bisa menyelesaikannya
sebelum tanggal 20. Tapi jika kamu tidak bisa aku harap kamu bisa
menyelesaikannya sebelum kita masuk kantor lagi tanggal 7 Januari. Ya tau lah
untuk membiarkan kita bisa liburan hingga tahun baru.” Jelasku padanya. Aku
akan meliburkan perusahaan mulai tanggal 22 Desember hingga 7 Januari. Untuk
memberi liburan pada yang akan melaksanakan natal dan berlibur di akhir tahun.
Juga mengadakan acara perusahaan dan mengundang semua anggota perusahaan
beserta keluarga mereka.
Haydar
mengangguk sambil memikirkan hal ini, “Aku akan menyelesaikannya dalam satu
minggu ke depan. Kapan game ini akan diluncurkan?” Tanya Haydar. Jawabannya
membuatku senang semakin cepat konsep cerita dibuat maka semakin cepat kami
bisa membuatnya.
“Next year. Februari. Ini bukan game
online jadi aku masih belum memerlukan server. Oh iya, Rani bagaimana dengan
rencana yang aku buat? Aku sudah membeli server yang akan diletakkan di lantai
5 dari sumberku.”
“Kita
hanya perlu merekrut 12 orang untuk mengurus server tersebut.”
“Apa
jumlah itu tidak terlalu banyak?”
“Tidak
Aldi. Jumlah ini cukup pas untuk sekarang. Mengurus server membutuhkan
pekerjaan full siang dan malam. Jadi akan dibagi shift untuk memudahkan
pekerjaan dan gaji yang dikeluarkan tidak terlalu besar walaupun mereka akan
bekerja di hari sabtu dan minggu.”
Aku
mengangguk, “Katakan pada Handoko untuk mengiklankan perekrutan ini. Iklannya
bisa disebarkan tahun ini dan perekrutan akan dimulai tahun depan.” Rani
membuat surat dan mengirimnya ke email Handoko. Beberapa saat kemudian Rani
mengatakan padaku, “Dia akan segera melakukannya katanya.” Aku hanya mengangguk
padanya.
“Kau
akan membuat servermu sendiri?” Tanya Haydar.
“Yeah.
Aku tidak ingin menggunakan server milik perusahaan lain yang berpotensi
menjadi musuh kita jadi aku memutuskan untuk memiliki server pribadi. Bagaimana
menurutmu?”
“Aku
tidak terlalu mempermasalahkannya. Tapi aku setuju jika kamu memutuskan untuk tidak
bergantung ke perusahaan lain. Akan merepotkan jika kita diserang oleh
perusahaan besar ketika kita menggunakan server perusahaan lain.”
“Yeah,
itulah yang kumaksud.”
“Kalau
begitu aku akan langsung mengerjakannya sekarang.” Haydar meninggalkan
ruanganku dan kembali bekerja.
“Anda
mendapatkan email untuk hadir di acara TV Merah Putih. Apakah anda mau
menghadirinya?” Tanya Rani yang sedang memeriksa email perusahaan.
Ah
sistem. Aku merindukan perlindunganmu dari perhatian media. Kini aku dikenal
banyak orang sejak aku di wawancara oleh wartawan internet dan terkenal di
internet. Teman-teman di kampus bahkan menanyakan untuk meminta kerja di perusahaanku
ketika mereka mengetahui modal awal perusahaanku dan pendapatan yang dihasilkan
olehnya.
‘Sistem
apa kau tidak bisa memperpanjang perlindunganku dari media?’ Aku mencoba merayu
sistem untuk membantuku. Perhatian dari media membuatku kerepotan. Untungnya
aku masih bisa berkuliah dengan normal. Aku juga sedang mengamati
mahasiswa/mahasiswi untuk ku rekrut masuk ke perusahaanku. Sayangnya aku tidak
bisa terlalu aktif mengikuti kegiatan luar kampus kali ini karena kesibukanku
dalam mengurus proyek pribadi dan proyek perusahaanku. Tapi aku masih hadir
dalam beberapa acara untuk menambah koneksi ku kedunia luar.
Sasaran
yang ingin ku rekrut dari kampus kali ini adalah Soni dan Meilani. Soni adalah
seorang pemuda yang memiliki etos kerja tinggi. Dia mengikuti semua kegiatan
kampus internal dan external. Dia memiliki koneksi dengan banyak orang karena
aktifnya dia mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dia merupakan senior yang
berada di semester 5
Dan
Meilani adalah seorang mahasiswi jurusan Marketing Management. Seorang
mahasiswi yang satu angkatan denganku. Dia memiliki usaha catering sejak masih
kelas 2 SMA dan kini usahanya sudah berkembang dengan dia memiliki orang-orang
yang bekerja untuknya sehingga dia memiliki penghasilan yang lumayan walau
berada dari keluarga kecil.
Aku
membutuhkan Doni untuk kemampuannya membangun koneksi dan Meilani untuk
kemampuannya memimpin bisnis yang dia lakukan dengan baik. Kedua bakat ini akan
berguna bila berada dibawah perusahaanku. Sayangnya aku tidak terlalu dekat
dengan mereka sekarang jadi aku tidak bisa merekrut mereka saat ini. But soon, their gift will be mine.
“KEBIJAKAN
INI TIDAK DIBUAT OLEH SISTEM JADI SISTEM TIDAK BISA MEMBANTU HOST SECARA PENUH.
SISTEM HANYA BISA MEMBANTU HOST SEBATAS TEMPAT PENYIMPANAN, PENGEMBANGAN,
MEMBERI MISI DAN MENASEHATI HOST DIKESEMPATAN KEDUA INI.”
‘Ya
sudahlah. Apa boleh buat. Aku hanya bisa melakukannya lebih baik kalau begitu.’
Ucapku dalam batin.
“Kapan
acaranya?” Aku bertanya pada Rani kapan acara di tv hadir. Jika itu dalam hari liburku
aku tidak akan mendatanginya. Aku hanya ingin bersenang-senang di hari liburku.
Aku tidak ingin bekerja.
“Minggu
depan. Di stasiun TV Merah Putih Ibukota.” Jawabnya.
“Huh.
Rani kirimkan surat ijin ke kampusku. Kita berdua akan pergi ke ibukota kalau
begitu.”
“Eh,
saya juga ikut pak?” Kaget Rani. Karena biasanya aku tidak pernah mengajaknya
pergi keluar kota dan menyuruhnya menggantikan pekerjaanku di kantor.
Comments
Post a Comment