Skip to main content

HIDUP BARU DENGAN BANTUAN SISTEM (CHAPTER 9)

Ini belum saya post di kaskus memang. Jadi saya post langsung disini.

CHAPTER 9

KULIAH DAN INTERVIEW

Aku mendaftar di Universitas yang terdapat di kota ku, Universitas Sintang Nasional. Aku memutuskan untuk mengambil jurusan yang sama seperti dulu yaitu jurusan Manajemen Bisnis.

Aku berharap aku akan bertemu dengan teman-teman kuliahku yang dulu. Banyak skill yang bisa ku dapat jika aku tahu dari mana harus mulai mencarinya.

Pendaftaran berjalan dengan mudah aku langsung melunasi biaya kuliahku hingga 7 semester. Kali ini aku berniat menyelesaikan kuliahku tepat waktu dan melanjutkan meraih gelar S2 di Ibu Kota.

Aku berbicara dengan salah satu dosen yang sedang melayani penerimaan mahasiswa/mahasiswi baru.

“Jadi kamu udah ada usaha sendiri kah Aldi?” Tanya Pak Sudiono. Beliau adalah dosen yang akan mengajar matakuliah berhubungan dengan Keungan. Orangnya memiliki badan yang tegap dan memiliki suara yang khas. Dulu kami sering mengatakan matakuliahnya adalah saat yang tepat untuk tidur. Sungguh masa muda yang penuh dengan kesenangan dunia semata (-_-‘).

“Iya Pak. Alhamdulillah saya mulai membuat usaha gaming industri. Jadi saya dan kedua teman saya membuat game dan menjualnya. Untungnya gamenya membuat saya memiliki peluang untuk membuka usaha kecil saya!”

Mendengar jawabanku Pak Sudiono tertawa, “Wah hebat juga kamu. Usaha kecil tidak akan bisa membeli mobil kamu tuh. Saya memang tidak mengerti tentang masalah seperti game tapi kamu bisa memanfaatkan situasi dan membuat produk yang memuaskan konsumen hingga kamu bisa sukses saat masih muda!”

Aku ikut tertawa dengannya. Beliau adalah Dosen Pembimbing Akademikku ketika aku masuk kuliah. Aku masih ingat ketika aku pergi kerumahnya dia tidak pernah bersikap keras menyuruh pulang atau menyuruh kami ke rumahnya di tengah malam seperti Dosen lain jadi beliau cukup disenangi oleh banyak mahasiswa. Aku harap beliau akan tetap menjadi dosen pembimbingku. Rasanya pasti nostalgia sekali.

“Okelah kalau begitu saya pulang dulu Pak. Ini buktinya tinggal saya simpan saja kan?” Aku menanyakan ini sambil ijin pulang.

“Oh iya. Simpan saja. Takutnya nanti diperlukan. Hati-hati dijalan.” Kami saling bersalaman dan aku mengendarai mobilku menuju perusahaan. Hari ini aku akan melakukan persiapan untuk mengadakan interview resmi perusahaan kami. Ada 219 orang yang mendaftar dan setelah memikirkan kebutuhan perusahaan dan melakukan research tentang perusahaan lain aku memutuskan untuk membuka ruangan hanya untuk 45 orang yang sesuai. Untungnya aku sudah merekrut tenaga kasar seperti cleaning servis dan security. Aku menggunakan koneksi salah satu pamanku yang bekerja menjadi polisi untuk mencari mereka yang bisa bekerja menjaga perusahaanku. Tentu saja dengan bayaran yang sesuai setelah aku yakin mereka tidak akan mengkhianati perusahaanku. Ngomong-ngomong tentang sesuai apa tidaknya seseorang dengan pekerjaan, ‘Sistem apa ada cara aku bisa mengetahui kecocokkan seseorang untuk bekerja padaku? Aku tidak ingin ada masalah ketika ada yang tidak cocok dengan pekerjaannnya.’ Aku mencoba bertanya masalah ini pada Sistem karena ini juga akan menjadi masalah besar jika ada karyawan yang tidak bisa bekerja. Aku secara tegas akan melawan hal ini. Bahkan jika mereka keluarga atau teman dekatku aku tidak terlihat lemah. Hal seperti itu hanya akan menjadi beban dan menurunkan produktivitas perusahaanku.

“HOST BISA MEMBELI KACAMATA KEBENARAN. DENGAN ITU HOST AKAN MELIHAT STATUS DAN SKILL MILIK ORANG YANG DILIHAT OLEH HOST!”

‘Huh? Ada alat seperti itu? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku selama ini kalau begitu?’ Aku merasa terkejut mendengar sistem memiliki sesuatu yang sangat berguna seperti itu.

“HOST BISA MEMBELINYA DENGAN HARGA 5.000.000 POINT. APA HOST BERNIAT MEMBELINYA?”

‘Ada berapa uang dan pointku sekarang? Aku tidak pernah mengeceknya sebelum ini karena aku yakin aku masih memiliki uang lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari.’ Tanyaku pada Sistem.

“UANG HOST SAAT INI ADALAH 41.310.103.000 RUPIAH DAN POINT SISTEM HOST ADALAH 8.000.000.”

‘Aku memang terlalu boros. Uangku yang 100 Miliar terkuras dengan cepat begitu saja. Ketika kau memiliki uang menghabiskannya memang mudah. Sistem Konfirmasi Membeli Kacamata Kebenaran!’

“TERKONFIRMASI”

Dengan begitu di depanku sebuah kacamata muncul. Terlihat seperti kacamata biasa bagiku.

“Apa ini akan bisa berguna?”

“HOST TENANG SAJA. KACAMATA ITU AKAN MEMBANTU HOST DALAM MEREKRUT PERSONIL YANG HOST BUTUHKAN UNTUK MEMBANGUN PERUSAHAAN MILIK HOST!”

‘Sebelum aku lupa tolong sumbangkan 2 miliar ke beberapa tempat yang membutuhkannya! Melakukan sesuatu yang baik adalah kewajiban kita sebagai umat manusia!’

“BAIK HOST”

Aku mencoba memakainya. Rasanya agak sedikit aneh. Sebelumnya dengan bantuan sistem aku tidak memerlukan kacamata lagi untuk melihat karena aku ingat aku memiliki penyakit rabun jauh. Tapi ketika aku menggunakan kacamata itu aku melihat ada fitur seperti smart glass ada fitur sentuh dan gambar mikrophone. Aku jadi teringat dengan Iron-Man yang memberikan Smart Glasses Edith ke Spider-Man.

‘Bagaimana cara mengaktifkannya?’ Aku bertanya pada Sistem.

“HOST HANYA PERLU MENGUCAPKAN KATA ‘AKTIF’ KEMUDIAN MELIHAT SESEORANG YANG INGIN HOST LIHAT POTENSINYA’ Jelas Sistem

‘Well itu cukup mudah. Aku akan menggunakannya besok kalau begitu. Terima kasih Sistem’

“SAMA-SAMA HOST” Jawab Sistem

Sekarang yang aku perlukan adalah seorang asisten. Perginya Shela ketika aku ingin membuka perusahaanku membuat aku tersadar betapa besarnya tanggungjawab yang harus aku pikul untuk membangunnya. Aku hanya memberi perintah ke Shela dan dia melakukannya tanpa terlihat kesulitan. Mungkin aku akan mengirmnya sedikit kompensasi.

Aku memutuskan mengirmkannya 10 Juta tambahan dengan total gajinya selama dia membantu beberapa bulan terakhir.

“Halo Paman?” Aku menghubungi Pamanku untuk meminta bantuan mencari seseorang yang bisa menjadi sekretaris baruku.

“Oh Aldi. Ada apa? Perlu bantuan?” Tanyanya dari ujung telpon

“Aku lagi perlu asisten baru! Paman tahu kan kalau asisten lamaku Dini sudah berhenti karena dia mau kuliah di luar kota? Jadi aku butuh asisten baru untuk meringankan kerjaanku.” Jelasku padanya di telpon. Tidak ada jawaban apapun dari seberang sana hingga dia berbicara kembali.

“Gimana kalau anak teman Paman? kebetulan dia baru saja lulus kuliah jurusan administrasi bisnis dan masih muda.”

“Ya aku sih tidak masalah apa dia masih muda apa sudah tua. Selama dia mampu membantuku aku akan menerimanya. Bisa tolong beritahu dia untuk datang ke kantorku sekarang. Karena besok akan ada interview jadi aku sedang mempersiapkan berkas yang kuperlukan untuk interview.” Kemudian aku mendengar suara pamanku sedang mengobrol dengan seseorang.

“Oke, udah Paman kasih tahu ke teman Paman! Dia akan sampai di sana sebentar lagi!”

“Oke, thanks Man”

“Iya.” Kemudian aku mematikan telponnya dan kembali melihat berkas ditanganku.

Aku sudah menyiapkan pertanyaan yang akan kutanyakan untuk interview besok. Dan dengan bantuan Kacamata Kebenaran aku bisa melihat kecocokkan mereka bekerja untukku atau tidak.

Ketika aku sedang menyimpan dokumenku aku mendengar suara langkah kaki. Tidak lama kemudian ada suara ketukan dari luar pintuku,

“Masuk!” Ucapku. Seorang wanita cantik masuk. Kulitnya putih. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tubuhnya langsing. Gaya berpakaiannya membuat dia tampak sangat anggun.

“Uhm?”

“Saya Rani!” Dia memperkenalkan dirinya ketika aku masih terpesona dengan keanggunannya. Dia adalah orang pertama yang membuatku merasa salting seperti ini.

“Oh. Aku Aldi. Pemimpin Perusahaan GEMAR. Ada yang bisa saya bantu?” Aku duduk kembali di kursiku dan mempersilahkan dia duduk di kursi yang ada di depanku. Dia hanya tersenyum melihat tingkahku.

“Saya tahu. Saya disuruh untuk menghadap anda tentang menjadi sekretaris anda oleh Pak Tadi!” Jelasnya.

“Oh, Baiklah. Bisa tunjukkan resumemu.” Pintaku padanya. Dia menyerahkan map dari dalam tasnya. Aku membuka dan membaca resumenya. Lulus dari Universitas Nasional Indonesia. Memiliki nilai yang bagus. Kualifikasi yang mendukung. Dan rekomendasi dari Universitas.

Aku melihatnya dan bertanya, “Jadi apa yang membuatmu ingin bekerja padaku? Lagipula ini masih merupakan perusahaan baru. Dibandingkan dengan perusahaan besar. Mungkin kamu bisa diterima disana?” Aku mencoba mencari alasan kenapa dia mau bekerja padaku. Tidak bisa asal main terima saja hanya karena pamanku yang merekomendasikannya.

“Pak Aldi. Bisa saya panggil anda Pak Aldi?” Tanyanya sebelum melanjutkan jawabannya. “Panggil saja aku Aldi. Aku masih muda jangan panggil Pak ketika tidak dalam kondisi formal.” Balasku padanya.

“Aldi kalau begitu. Saya yakin anda sudah tahu bagaimana dunia bekerja. Anda membangun perusahaan di saat anda masih muda jadi saya yakin anda tahu bagaimana dunia bekerja. Mahasiswi baru lulus jarang mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Kecuali mereka mau menggunakan cara kotor.” Aku sedikit malu mendengarkannya blak-blakkan mengatakan hal itu. Aku paham maksudnya. Aku sangat paham >_<

“Tapi kenapa aku harus menerimamu?” Tantangku. Aku tidak mau menerima seseorang karena mereka berpikir aku masih muda dan mudah dimanfaatkan.

“Karena saya bisa membantu anda. Saya tidak akan melakukan hal kotor untuk meraih posisi tinggi. Saya tidak akan tergoda dengan perusahaan lain. Dan yang paling penting adalah saya tidak akan mengkhianati anda!” Ucapnya penuh dengan keyakinan.

‘Ho! Sistem ambil kacamata kebenaran dan letakkan di laci meja!’

“PERINTAH DILAKSANAKAN. KACAMATA KEBENARAN SUDAH BERADA DALAM LACI NOMOR 1”

Aku mengambil kacamata dan memakainya. Rani mengangkat alis heran kenapa aku memakai kacamata hitam di dalam ruangan.

‘Aktif’

RANI WIDIANTI

STATUS

KEKUATAN : 5,8

KECERDASAN : 8

KEBIJAKSANAAN : 10

KARISMA : 9

KEBERUNTUNGAN : 7”

SKILL

BAHASA

NEGOSIASI 

KEPEMIMPINAN

“Baiklah. Kapan kamu bisa mulai bekerja?” Setelah memperhatikan skill yang dimilikinya dan status yang beberapa ada diatas rata-rata manusia biasa aku positif dia bisa berguna untukku.

Dia mengangguk, “Saya siap bekerja sekarang!” Ucapnya dengan tegas.

“Baiklah. Kamu bisa bekerja mulai besok. Tolong datang jam 7 pagi besok. Dan pelajari berkas ini. Aku akan membutuhkanmu untuk membantuku melakukan interview besok. Apa aku bisa mengandalkanmu?” Tanyaku padanya

Dia mengangguk dan mengatakan, “Saya siap!” Aku menyerahkan dokumen yang perlu dia pelajari untuk besok. Kami berbicara hingga tanpa terasa hari sudah mulai malam.

Aku melihat jam di handphoneku ketika bunyi alarm menunjukkan jam 6 malam.

“Hm? Sudah jam 6. Rani kamu menggunakan apa untuk datang kesini?” Aku bertanya padanya.

“Saya menggunakan taksi Pak!” Jawabnya.

“Well, sudah kubilang ketika tidak formal panggil saja aku Aldi. Aku masih muda. Bagaimana jika aku mengantarmu pulang? Kebetulan aku juga ingin pulang sekarang.” Tawarku kepadanya.

“Apa tidak masalah anda mengantarkan saya Aldi?” Dia mulai berbicara dengan biasa denganku.

“Tidak masalah. Apa kamu lapar?” Aku bertanya padanya.

“Kita akan makan malam di tempat langganan saya. Tentu saja jika kamu tidak keberatan!” Dia tersenyum dan menjawab. “Jika anda tidak keberatan saya akan mengikuti anda. Aldi!”

Kami pergi dan makan bersama kemudian aku mengantarkannya pulang. Kami berbicara tentang kehidupan pribadi kami. Karena dia akan menjadi asisten pribadiku dia akan terus berada disampingku selama bekerja jadi aku berusaha membuatnya agar tidak terlalu kaku denganku. Kami juga saling bertukar kontak informasi seperti INSTAGRAM, FB dan BBM untuk memudahkan kami saling menghubungi.

Aku mendengar keluh kesahnya ketika kami berbicara. Rupanya dia sudah mencoba untuk mendaftar menjadi pegawai di perusahaan besar. Tapi karena ketatnya persaingan dia tidak diterima. Malahan dia hampir dipanggil ke hotel oleh salah satu pimpinan perusahaan dimana dia menolak dan akhirnya tidak diterima di perusahaan tersebut.

Heh, perusahaan besar memang sombong. Dan buta memang. Mereka tidak bisa melihat bakat sepertiku ini. Ahahaha.

Setelah mengantarnya pulang yang ternyata rumahnya berada di Aksaya aku pergi mengunjungi rumah nenekku dan bersilahturahmi sebelum pulang kerumah.

Keesokan harinya aku datang dengan jas pagi-pagi sekali ke perusahaanku. Acara interview akan dimulai jam 9 pagi. Ketika aku datang di kantor hanya ada 10 orang security yang baru berganti shift dengan security tugas malam.

“Pak Aldi! Selamat pagi pak!” Sapa mereka padaku.

Aku mengangguk pada mereka dan mengatakan, “Pagi!” kemudian aku masuk ke dalam perusahaanku. Menuju ruanganku aku duduk dan merilekskan badanku.

Hanya ada security dan aku yang berada dalam kantor ini sekarang. Haydar mengatakan padaku bahwa dia ingin bermain di kantor tadi malam jadi aku membiarkannya. Aku menjelaskan padanya untuk tidak terlalu sering melakukan hal ini takutnya dia akan sakit dan tidak bisa bekerja besok harinya.

Berbicara dengan Haydar mengingatkanku  saat aku pergi mengantar Putra dan Dini beberapa minggu yang lalu ke bandara kami saling meminta maaf atas kesalahan kami selama ini dan berharap bisa bekerja sama dimasa depan. Aku memberikan mereka gaji mereka selama bekerja padaku dan mereka mengucapkan terima kasih padaku.

Ketika aku mengingat hal-hal yang terjadi selama kehidupan baruku ini Rani menghubungiku,

“Aldi. Saya sudah akan berangkat kesana. Maaf saya baru bisa menjawab panggilan anda tadi!” Aku bisa membayangkan dia membungkukan kepalanya sambil meminta maaf padaku dan membuatku sedikit tertawa.

“Ahahaha. Tidak apa-apa. Lagipula aku memintamu berada disini jam 7 pagi. Dan sekarang baru jam 6. Saya akan menunggu kamu kalau begitu.” Ucapku kemudian aku mematikan telponnya ketika dia bilang sedang dalam perjalanan.

Beberapa saat kemudian Rani datang menggunakan pakaian yang formal. Kami saling berbicara sambil menghabiskan waktu membahas tentang proses pelaksanaan interview hari ini. Kami memutuskan untuk membagi waktu interview dan melakukannya dengan waktu singkat 5-10 menit satu orang. Aku menjelaskan kita tidak perlu banyak waktu untuk hal ini dikarenakan aku sudah membaca resume mereka dan hanya akan menanyakan pertanyaan inti yang akan menentukan apa mereka bisa masuk atau tidak. Rani merasa khawatir dengan pemikiranku dan mencoba membuatku berubah pikiran tapi aku menenangkannya dengan penjelasan yang kujelaskan tadi. Aku memberinya contoh salah satu peserta yang akan ku interview hari ini. Dia akhirnya yakin dengan caraku.

Padahal sejujurnya aku memang sudah membaca resume pelamar kerja yang akan interview hari ini tetapi aku tidak terlalu memperdulikannya dan hanya akan menggunakan kacamata kebenaran. Aku menyeting kacamata ini untuk langsung menunjukkan skill yang dibutuhkan perusahaan ini. Jika mereka memilikinya aku akan menerima mereka dan jika tidak. Well, sedikit konsolasi kopi dan cemilan bukan hal yang besar. Lagipula aku menyediakan makanan selama proses interview jadi mereka tidak akan kelaparan.

Akhirnya kami memulai acara interview jam 9 tepat. Sudah mulai berkumpulan para peserta sebanyak 80-an orang. Aku memutuskan untuk mengeliminasi mereka yang tidak datang tepat waktu. Kemudian menutup pintu perusahaan selama proses interview agar tidak ada gangguan dari luar dengan penjagaan 10 security diluar dan 10 security di dalam.

Satu persatu aku menyuruh Rani memanggil orang untuk masuk ke dalam perusahaan. Ada beberapa yang kurang ajar denganku dan Rani karena kami masih muda aku memerintahkan mereka untuk dikeluarkan oleh security. Ada juga orang yang terlihat sempurna tapi tidak cocok dengan pekerjaan yang dia inginkan. Aku terpaksa menolaknya untuk saat ini.

Tapi yang mencolok dari mereka semua bagiku adalah seorang pria berumur 40 tahunan. Yang membuat orang ini sangat mencolok bagiku adalah... aku mengenal orang ini dari memori masa depan. Dekat. Aku menggelengkan kepalaku untuk meredakan amarahku. 'Itu belum terjadi. Dan tidak akan terjadi.'

“Handoko Rudianto. 46 tahun. Pekerjaan terakhir seorang karyawan biasa di perusahaan teknologi. Jadi kenapa anda ingin bekerja di tempat ini? Ini perusahaan pembuat game. Sedikit berbeda dengan perusahaan pembuat teknologi. Sedikit tapi ada perbedaan. Jelaskan kepadaku. Kenapa aku harus memperkerjakanmu?” Tanyaku pada orang di depanku ini. Dia adalah ayah dari Risa. Yang berarti dia dulunya adalah ayah mertuaku. Aku menarik dan mengeluarkan nafasku. Aku masih bisa membayangkan Risa terakhir kali kami bertemu. Bertemu dengan ayahnya membuatku mengingat hal yang tidak perlu huh.

“Saya hanya pekerja biasa di Perusahaan Isekai. Perusahaan luar negeri yang berasal dari Jepang. Ketika saya masih muda saya sangat menyukai video game. Jadi ketika saya di PHK karena kebijakan baru perusahaan lama saya melihat iklan bahwa ada perusahaan baru yang membuka pekerjaan untuk siapa saja yang memiliki skill. Saya memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan ini. Saya bisa membantu anda untuk membangun perusahaan ini. Saya siap untuk di tes demi memajukan perusahaan ini!” Ucapnya membuatku terdiam beberapa saat.

Perusahaan Isekai tempat ayah Risa bekerja mengalami masalah di tahun 2016 dan membuat perusahaan tersebut tutup di Indonesia. Akhirnya membuat ayah Risa dan semua pegawai yang di PHK kehilangan pekerjaan mereka. Ayah Risa akhirnya membuat usaha cafe yang cukup lancar dan berkembang menjadi bisnis yang besar dan bisa membangun situasi ekonomi keluarganya.

Aku menggunakan kacamata padanya,

HANDOKO RUDIANTO

SKILL

KEPEMIMPINAN : LEVEL MAX

MARKETING : LEVEL MAX

NEGOSIASI : LEVEL MAX

Kemudian aku tertawa keras, “AHAHAHAHAHA!” Rani melihatku dengan pandangan khawatir aku mulai sakit jiwa. Dan Trisno melihatku dengan khawatir takut aku menolaknya.

You know? I like you. Apapun yang telah dia lakukan padaku tidak bisa merubah pemikiranku tentangmu. Oke. Saya bisa terima kamu. Dan kamu bisa mulai bekerja minggu depan sebagai kepala tim marketing. Bagaimana menurutmu?”

Handoko kemudian langsung tersenyum mendengar jawabanku dan menjawab, “Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk membuktikan diri saya kepada anda. Saya janji anda tidak akan menyesalinya.” Kemudian kami berdua berjabat tangan.

Secara keseluruhan kami tidak mampu untuk menginterview seharian penuh dan memutuskan untuk melanjutkannya besok.

Pada akhirnya aku berhasil memenuhi total pekerja yang dibutuhkan untuk perusahaan ini. Dan memutuskan untuk membuat mereka berada dibawah kepemimpinan orang-orang yang kupilih.

6 orang bagian Marketing dengan dikepalai Handoko.

6 orang bagian Programing dengan dikepalai pemuda bernama Satria.

6 orang bagian Art dengan dikepalai pemuda bernama Randi.

7 orang bagian Keuangan dengan dikepalai pria bernama Adit.

5 orang bagian Konsep dan Pengembangan Game dikepalai oleh Haydar.

5 orang bagian Voicing dikepalai wanita bernama Sarah.

5 orang bagian Tester dikepalai oleh pemuda bernama Adi.

5 Orang bagian Pelayanan bertugas dari urusan TU dan Pelayanan yang melapor langsung ke Rani

Tentu saja semua kecuali Haydar, Adit dan Randi adalah seorang Sarjana dan memiliki gelar Magister dengan bidang sesuai pekerjaan mereka. Dan tentu saja mereka semua melapor padaku.

Dengan ini perusahaanku akan beroprasi minggu depan dan memulai proyek pertama kami.

Comments

Popular posts from this blog

Toko Buku Di Sintang (Trans Media)

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini saya kembali dengan info terbaru dari kota saya. Semuanya tau toko buku? (Pasti tau lah -_-‘) Nah, di Sintang toko buku bukanlah hal yang mudah di cari terutama yang jumlah bukunya banyak. Ada beberapa toko buku yang menjual buku umum yang ada di kota ini yang pernah saya kunjungi. Tapi biarlah kali ini saya hanya membahas sebuah tokoh yang baru saja buka di sebuah ruko. Toko buku ini bernama “Trans Media”. Sebenarnya toko buku ini sudah ada cukup lama di Sintang. Berawal dari tempat di pasar raya yang beberapa tahun lalu kebakaran. Sang penjual beralih menggunakan mobil untuk menjual buku-bukunya. Meraih keuntungan dari menjual buku sedikit demi sedikit akhirnya sang penjual memutuskan untuk menyewa sebuah ruko beberapa waktu yang lalu. Tepatnya berada di seberang Jalan depan toko foto glen. Menurut saya sendiri buku yang di jual di transmedia sudah sangat memadai. Harganya juga tidak terlalu mahal bila dibandingkan dengan toko buku lai...

Cara Ganti Background Blog di Blogger

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kali ini saya kembali hadir dengan membawa ilmu baru tentang blog yaitu tentang bagaimana cara mengganti gambar di blog. Gambar yang saya maksud adalah yang ini. *** Nah begini tahap penggantiannya, Buka Blogger punya anda. Klik aja disini Buka Tema. Setelah masuk ke Tema pilih Sesuaikan Ini setelah masuk ke situ. pilih Latar Belakang dan Klik gambarnya Pilih saja yang mau sesuai dengan keingan background-nya Setelah selesai tinggal klik "Selesai" dan "Terapkan ke Blog" *** Nah nanti gambarnya akan berubah. Kalau ada yang tidak mengerti silahkan tanya di kolom komentar. Sekian dari saya Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tempat Baca Light Novel Bahasa Inggris Seru versi Saya

Assalamu'alaikum Wr, Wb, Kali ini saya kembali hadir dengan membawakan berita bahwa saya sudah suka membaca light novel. (Emang penting?) ya gak penting-penting amat sih. Cuman untuk kali ini bukan hanya info yang saya bagikan tapi juga tempat dimana saya biasa membaca light novel kesukaan saya. Kenapa harus bahasa Inggris? Ya, karena saya ngerti dan sekalian mau belajar bahasa Inggris ahahaha. Read free English translated Light Novel online! Ini adalah yang pertama admin buka. Lumayan lah. Koleksinya cukup lengkap. Admin juga banyak nyari yang genre Isekai sih. Siapa tau ada yang mau buka klik aja linknya. Dibawah ini penampakannya. Read Light Novel Online Free Nah yang selanjutnya adalah sarang admin untuk sekarang, admin lagi baca tentang Tanaka yang masuk kedunia lain dengan wajah pas-passan Ahahaha kayak admin ya. Disini bagus juga untuk baca karena juga admin rasa cukup lengkap untuk kebutuhan admin. Nah berikut penampakannya. Nah sebe...