Skip to main content

HIDUP BARU DENGAN BANTUAN SISTEM (CHAPTER 11)

Sekali lagi ini hanya fiksi dan bukan kenyataan. Tokoh nyata di cerita ini hanya aku dan kedua temanku Putra dan Haydar. Tokoh seperti Rani, Risa, Dini, Rin dan + orang-orang lainnya hanya imajinasiku. Mereka tidak berdasarkan orang nyata di kehidupanku. Mereka hanya imajinasi yang aku buat untuk keberlangsungan cerita ini.

CHAPTER 11

IBUKOTA DAN TAMPIL DI TV SERTA HUBUNGAN BARU

Aku berangkat menggunakan pesawat menuju ibukota bersama Rani. Tidak lupa sebelumnya aku menyuruh Rani memesan kamar hotel untuk kami berdua. Tentu saja kamar kami terpisah. Seperti yang Rani katakan dia tidak berniat macam-macam denganku. Dan aku bisa menghormati hal itu. Aku mengagumi tekat seperti itu darinya.

Sesampai di hotel kami langsung check-in dan pergi berjalan-jalan di ibukota. Pemandangannya sangat ramai. Lebih ramai dari Kota Sin. Aku bersyukur kota Sin tidak seramai ibukota. Jadi aku tidak pernah tersiksa macet atau sebagainya.

Kami berjalan berdua tiba-tiba ada seorang preman mendekati kami ketika kami berada di taman yang sepi.

“Kamu kemana cantik?” Godanya ke Rani. Rani menunjukan wajah berani.

“Bukan urusan kalian.” Beberapa preman sudah mengelilingi kami.

“Jangan gitulah cantik. Yuk main sama abang.” Godanya.

“Hei hei. Hentikan. Aku yakin kalian tidak ingin melakukan ini. Tolong pergi.” Ucapku.

Tapi salah seorang preman mencoba meninjuku. Aku dengan reflek yang sudah ku asah membanting orang itu.

“WOY, BERANI BENAR LO YA. RASAIN NIH.” Gila nih orang, dia menyembunyikan pisau di celana dalamnya.

“SYUSSHH” Dia berusaha mengenaiki.

“WOY PEGANG NIH BOCAH.” Perintahnya pada anak buahnya.

Kelima anak buahnya termasuk yang tadi kubanting menangkapku dan membiarkan bos mereka meninjuku. Aku yang merasa jengkel liburanku diganggu oleh preman sialan seperti mereka mulai melawan.

Aku melepaskan cengkramanku dari mereka. Memukul satu persatu dari mereka hingga mereka pingsan.

Go!” Perintahku padanya sambil menginjak pisau yang tadi dia arahkan padaku. Dia berlari ketakutan. Kami meninggalkan mereka dan kembali ke hotel.

Rani sedikit terguncang melihat aku di tinju oleh preman itu. Dia mencoba menolongku tapi dia malah hanya bisa diam. Dia mengobatiku dengan obat yang dibawa olehnya.

“Tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar.”

“Aku minta maaf aku tidak bisa membantumu Aldi. Maafkan aku.” Dia mulai menangis merasa bersalah karena tidak bisa membantuku.

“Tidak apa-apa.” Aku menenangkannya. Dengan bantuan sistem lukaku akan sembuh besok dan aku bisa melanjutkan liburan kami.

Aku menenangkan dirinya dan memeluknya. “Aku tidak apa-apa kamu dengar.”

Wow, aku bisa mencium wangi rambutnya.

“Aku tidak apa-apa.” Aku meraba rambut panjangnya.

“Ehm.” Aku bisa melihat dia merona karena aku memeluknya. Ini pertama kalinya dia melihatku berani melakukan hal ini. Biasanya aku hanya menggandeng tangannya.

“Rani. Aku mencintaimu. Apa kamu mau memulai hubungan denganku?” Aku memagang tangannya dan menatap matanya.

Aku mencium Rani dan dia tidak melawanku sama sekali.

“Aku mencintaimu!” Aku mendengar suara lirih balasan dari Rani. Kami berciuman dengan mesra. Tapi aku menahan diriku. Dan tidak memaksa lebih dari itu ketika dia mengatakan dengan lembut, ‘Jangan. Aku belum siap.’ Aku mengangguk. Dan kami berbaring bersama di kasur hotel ruanganku tanpa melakukan apa-apa.

“Jadi?” Aku mencoba membuka pembicaraan dengannya sambil tersenyum menghadapnya.

“Hm?” Dia hanya menatap balikku dengan wajah penuh tanya.

“Kita pacaran sekarang?” Tanyaku sambil tersenyum.

“Kita pacaran.” Konfirmasinya. Aku kembali menciumnya dengan lembut.

“Bos dan sekretaris menjalin hubungan. Seperti di sinema saja.” Candaku padanya. Dia hanya tertawa lembut mendengar candaanku.

“Yeah. Jadi kamu harus lebih rajin untuk bekerja. Biar gak ngerepotin aku terus.” Ucapnya dengan tersenyum. Aku hanya memikirkan betapa indahnya senyuman yang dia miliki.

Of course.” Balasku padanya.

Rani kembali ke kamarnya ketika malam tiba. Kami makan malam di hotel bersama. Kami berbicara tentang apa yang akan kami lakukan selama disini selain bekerja. Kami akan pergi membeli oleh-oleh untuk keluarga kami. Aku ingin membeli handphone baru untuk Rani dan mengatakan dia bisa memilih model apapun yang dia suka. Awalnya dia tidak ingin memilih tapi setelah aku memaksa akhirnya dia mau mengambil yang sesuai untuknya menurutku.

Aku juga membelikannya pakaian, tas dan aksesoris terbaik untuk digunakan olehnya. Dia ingin menolak hadiahku tapi aku tidak memberikannya kesempatan ketika aku sudah membayar semuanya. Aku hanya tersenyum dan mengatakan aku ingin memberikannya semua yang terbaik.

Ngomong-ngomong tentang yang terbaik, ‘Sistem. Apa kau memiliki sesuatu yang bisa kugunakan untuk melindungi Rani?’

“HOST BISA MEMBERIKANNYA SATU BUAH SUPER PIL. MANUSIA YANG TIDAK MEMILIKI SISTEM HANYA BISA MENGKONSUMSI SATU JENIS SUPER PIL. SISTEM MENYARANKAN HOST MEMBERIKAN SUPER PIL KEKUATAN. DENGAN BEGITU KEKASIH HOST TIDAK AKAN MUDAH DISERANG OLEH MANUSIA BIASA. TAPI HOST BISA MEMBELI PIL BIASA YANG MENINGKAT STATUS 1 POINT DAN MEMBERIKANNYA KE ORANG LAIN SETELAH MEREKA MEMAKAN SUPER PIL.”

‘Super Pil? Apa itu bisa dilakukan? Kalau begitu belikan 1 Super Pil kekuatan untuk Rani dan Untukku. Sudah saatnya aku meningkatkan kekuatanku lagi. Juga belikan Super Pil 2 untuk kekuatan dan 2 untuk kecerdasan.’

“KONFIRMASI. 3 SUPER PIL KEKUATAN DAN 2 SUPER PIL KECERDASAN.”

Aku langsung memakan pil itu dan mengecek statusku.

STATUS

KEKUATAN : 48,3

KECERDASAN : 38,2

KEBIJAKSANAAN : 20,8

KARISMA : 21,2

KEBERUNTUNGAN : 11

Aku memasukan pil ini ke makanan Rani ketika kami makan siang ketika dia tidak memperhatikannya. Setelah dari restoran dia mengatakan kepadaku dia merasa kuat untuk suatu alasan. Aku hanya tersenyum dan mengatakan mungkin itu hanya pikirannya. Kami hanya bermain sepanjang hari dan kembali ke hotel kami.

Keesokan harinya kami menuju ke stasiun tv Merah Putih dan melakukan interview.

Aku disambut oleh Host dari acara hari itu yang bernama Anton.

“Jadi Anda Pak Aldi? Masih muda rupanya ya.” Ucapnya membuat kami saling tertawa.

“Saya memang muda Pak, tapi biar muda saya bisa membuat penghasilan miliaran dalam sebulan. Ahahaha. Panggil Aldi aja. Jangan panggil Pak. Masih muda saya.” Ucapku kepadanya dan dia ikut tertawa denganku.

“Jadi anda masih 18 tahun sekarang?”

“Iya saya masih 18 tahun. 26 Juli Tahun depan baru saya 19 Tahun.”

“Masih muda banget tapi udah sukses anda ya. Anda tinggal di Kota Sin kan? Itu kalau gak salah di Kalbar ya?”

“Iya, di Kalbar. Di sana pernah masuk tv juga kalau gak salah ada batu terbesar di dunia. Bukit Kelam.” Aku memberikan promosi kota tercintaku pada seluruh penonton.

“Jadi motivasi anda membuat game ini apa? Dan bagaimana bisa hingga anda bisa menghasilkan miliaran dari game anda dan bisa membuka perusahaan di usia yang masih muda ini. Jika kami hitung-hitung sebelum membuka perusahaan anda di SMA sudah menghasilkan miliaran ya?” Aku hanya tertawa mendengarnya.

“Saya kebetulan waktu itu masih kelas 3 SMA ada nonton video di MyTube.com dan saya melihat mereka memainkan game Clash of Village. Saya berpikir. Game ini bisa menghasilkan uang miliaran kenapa kita tidak mencoba membuatnya. Jadi saya melakukan riset bagaimana caranya membuat game dan jadilah game pertama saya Wonder of Kingdom. Awalnya saya mau buat game ini percobaan aja dan gratis. Tapi setelah saya pikirkan baik-baik saya memasang harga 5000 rupiah untuk game pertama saya ini. Dibagikan dengan websitenya jadi saya mendapat 3500 perdownload. Dan gak tahunya ternyata game saya ini banyak yang download. Dari situ saya mikir gimana kalau saya bikin game aja. Bisnis membuat game itu kan industri yang belum terlalu dipahami banyak orang walaupun udah 2015 awal saya buat game. Jadi saya mengambil kesempatan dan mulai membuat game. Setelah itu saya bersama teman-teman saya, Haydar dan Putra. Haydar masih kerja sama saya dan Putra pergi ke Ibukota untuk masuk kuliah Arsitektur.” Jelasku padanya.

“Tapi ini game cerita, suara dan gambar sama lainnya kalian aja yang bikin? Soalnya kalau saya dengar lagu nada backgroundnya belum pernah dan kami gak nemuin yang sama nadanya dengan game kalian!” Tanyanya padaku penasaran.

“Iya, gambar saya serahkan ke Putra karena gambar bukan keahlian saya. Kalau suara kami buat sama-sama pakai kebetulan ada gitar sama piano di rumah dan drumnya kami mainkan di lantai dengan bekas kaleng susu dan program diurus oleh saya dan Haydar.” Jelasku lagi.

“Kamu sudah punya pacar?” Candanya

“Udah. Hahaha.” Aku menjawab sambil tertawa.

“Oh sudah. Ada disini pacarnya Ger?” Tanya Anton

Rani dipanggil ke panggung dan diminta memperkenalkan dirinya.

Kami melanjutkan pembicaraan ini di depan selama 2 jam. Dan ketika dia memintaku untuk memberi pesan pada pengusaha muda aku dengan senang hati mengucapkan pesanku,

“Jadi untuk teman-teman yang mau memulai usaha saya mendukung sekali ya. Karena kan di Indonesia ini pemikirannya masih sedikit yang berani membuka usaha sendiri daripada bekerja di Pemerintahan. Baik-baik saja sih kalau kita bekerja di Pemerintahan tapi kan kalau kita memiliki bisnis kita sendiri kita juga bisa belajar caranya membangun bisnis itu seperti apa. Kalau gagal juga jangan cepat putus asa mungkin saja kan rezeki kita bukan di bisnis itu dan ada di tempat lain. Sekian dari saya. Terima kasih Pak Anton atas waktunya untuk mengundang saya disini. Semoga stasiun tv Merah Putih terus maju dan memberikan informasi terbaru untuk menambahkan wawasan penonton sekalian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.” Aku menjabat tangan dengan Anton dan seluruh kru stasiun TV Merah Putih dan pulang dengan Rani ke hotel kami.

Hari terakhir kami di ibukota kami hanya berjalan-jalan mengelilingi ibukota dan melihat pemandangan. Aku juga menghubungi Putra dan Dini untuk pergi bersama.

“Jadi gimana kuliah kalian lancar?” Tanyaku pada mereka berdua. Putra menjawab dengan semangat bahwa kehidupannya lancar apalagi dengan uang yang masih dimilikinya dia tidak mengalami masalah keuangan selama di ibukota. Sedangkan Dini terlihat murung untuk suatu alasan.

“Kenapa Din?”

“Gak kenapa-kenapa.” Jawabnya dengan nada yang ku tahu adalah nada kesalnya. Rani duduk disampingku dan aku menggandeng tangannya di atas meja.

“Kamu gimana di ibukota? Ada masalah?” Tanyaku dengan ramah padanya. Aku sangat tertolong ketika dia menjadi sekretarisku. Aku akan membantunya tanpa ragu jika dia memiliki masalah.

“Tidak ada apa-apa. Kamu sendiri gimana?”

Life is good. Untukku setidaknya begitu.”

“Ohya ini Rani sekretaris baruku. Dia juga kekasihku.” Ucapku sambil menceritakan hubunganku dengan Rani bahwa dia adalah asisten baruku dan kami jadian beberapa hari yang lalu. Rani hanya tersenyum mendengarku memperkenalkannya ke teman ku yang membantuku memulai usaha membuat game.

Kami hanya membicarakan tentang hal-hal yang biasa setelah hal itu. Aku berhasil menghilangkan wajah cemberut Dini ketika mengajak mereka untuk menemani kami belanja. Aku membeli pakaian untuk Dini dan aksesoris yang diinginkannya. Tidak enak dengan Rani aku juga membelikan barang-barang yang aku pikir dia perlukan. Pakaian. Sepatu. Tas. Laptop. Handphone. Dan aksesoris. Dan mereka berdua terlihat senang apa yang kuberikan. Walaupun aku bisa melihat seperti ada api di mata Dini dan Rani. Huh, persaingan dua orang yang menjadi sekretarisku.

Kami memutuskan kembali ke hotel dan mengemas barang bawaan kami. Putra dan Dini ikut membantu kami dan akan pergi bersama kami ke bandara untuk pulang. Karena hari sudah menunjukkan pukul 10 malam aku tidak tega menyuruh mereka pulang dan akhirnya Shela tidur bersama dengan Rani dan aku tidur satu ruangan dengan Putra.

Kami memutuskan akan berangkat besok siang. Tapi ketika aku tahu Putra dan Dini sudah libur semester lebih dulu aku mengajak mereka pulang bersama-sama ketika mereka setuju jadi aku langsung memesan tiket untuk mereka pulang bersama kami.

Aku mencium Rani sebelum dia kembali ke kamarnya. Aku bisa melihat hal ini membuat Dini marah untuk beberapa alasan. Aku tidak buta dan akan mengatakan kalau aku tidak menyadari perasaan Dini. Kebersamaan kami selama ini sudah berhasil membangkitkan perasaannya padaku. Tapi aku tidak mungkin mengkhianati Rani. Aku sudah mengetahui bagaimana rasa sakit dikhianati itu. Aku tidak ingin menjadi orang yang memberi rasa sakit itu pada seseorang terutama Rani atau Dini. Bahkan pada Risa yang memberikan rasa sakit ini padaku jika aku bertemu dengannya lagi dan menjalin hubungan lagi yang aku ragu akan melakukannya.

Pengkhianatan Risa membuatku menjadi bitter hingga aku mati di umur tuaku. Aku hanya memiliki perasaan negatif selama 30-an tahun setelah kami berpisah. Aku sudah memaafkannyaya. Tapi aku juga sadar aku tidak bisa terus seperti ini. Hingga akhirnya ketika aku kembali. Aku memaafkannya. Setelah kembali ke masa lalu aku mulai berpikir. Mungkin akulah yang salah sehingga Risa selingkuh. Orang bilang pasangan selingkuh karena pasangan mereka tidak memuaskan bagi mereka. Baik itu urusan di rumah dan urusan keuangan atau masalah lainnya. Apa yang sudah terjadi. Aku sudah memaafkannya. Puluhan tahun adalah waktu yang lebih dari cukup untuk aku mengikhlaskan semuanya. Dan aku ingin memulai hidup baru dengan kesempatanku yang kedua ini.

Aku di masa depan tidaklah seperti aku yang sudah berubah ini. Badanku masih gendut walaupun tidak sampai obesitas. Aku tidak memiliki wajah yang tampan tapi aku tidak sejelek itu. Setidaknya itulah yang ku yakini. Aku memang tidak cerdas tapi aku bukan seorang idiot. Kondisi keuangan memang terkadang tidak menentu tapi aku selalu bisa mencukupi kebutuhan kami.

Tapi kini semuanya sudah berubah. Aku memiliki perusahaanku sendiri. Aku memiliki penghasilan yang besar. Wajahku berubah menjadi tampan. Fisikku menjadi lebih kuat. Aku menjadi lebih pintar.

Aku memperhatikan Rani sebelum aku menyatakan cintaku padanya. Aku jatuh cinta padanya setelah beberapa bulan dia bekerja padaku. Walau dia sering mengeluh karena mengerjakan pekerjaan tambahan dariku tapi dia selalu disisiku. Meski dia bisa mengambil keuntungan dariku tapi dia tidak pernah melakukan hal yang seperti itu. Semangatnya, senyumannya. Semua itu membuatku merasa hidup. Membuat aku mau maju. Membuat aku berpikir aku sudah memiliki seseorang yang tidak akan meninggalkanku lagi.

Ketika aku melihat dia khawatir aku terluka. Padahal preman kacangan seperti mereka tidak memberi pengaruh padaku. Aku merasa tersentuh. Aku merasa senang. Bahwa aku sudah menemukan orang-orang yang peduli padaku lagi di kesempatan kedua ini.

Aku sempat memikirkan jika Rani meninggalkanku beberapa hari yang lalu ketika aku menyuruhnya aku akan menganggap aku tidak memiliki potensi bersama dengannya. Tapi ketika dia mencoba melawan preman itu saat dia tidak memiliki kekuatan yang besar aku menjadi tersentuh dan berpikir, ‘Inilah wanita yang ingin kuhabiskan hidup dengannya.’

Aku tidak menyesal ketika aku menyatakan cintaku. Apalagi ketika dia menerimanya. Aku merasa senang dengan perasaan cinta yang sudah lama tidak kurasakan. Jenis perasaan cinta yang dulu pernah aku dapatkan dari Risa.

Disisi lain Rani dan Dini sedang berbaring di kasur mereka.

“Hei. Mau bicara sebentar?” Rani mencoba memulai pembicaraan antara mereka berdua.

“Apa kamu sudah tertidur?” Tanya Rani tapi ternyata Dini belum tertidur sama sekali.

“Jadi kamu asisten lamanya Aldi?” Tanya Rani sambil berbaring menghadap langit.

“Hmph.” Balas Dini dan menghadap ke arah berbalik dari Rani.

“Kamu daritadi bersikap dingin ke aku dan memandang kesal ke tangan kami ketika kami bergandengan.” Tapi Dini tidak membalas Rani

What? You jealous he confess to me?” Tanya Rani dengan senyum ke arah Dini.

“Aku sudah mengenalnya sejak kecil. Dia tidak mungkin serius denganmu.” Ucap Dini dengan dingin.

“He. Tidak serius. Walaupun kami sudah tidur bersama?” Pancing Rani. Ketika Dini menunjukkan emosinya Rani hanya tersenyum dan melanjutkannya. Dia merasa bosan dan tidak bisa tertidur jadi memutuskan untuk berbicara dengan teman Aldi. Tapi ketika dia daritadi diacuhkan membuat Rani sedikit kesal.

“Apa kamu memiliki perasaan ke Aldi?” Tanya Rani dengan santai.

"Kalau iya kenapa? Kamu memiliki masalah dengan itu?” Balas Dini.

“Tidak. Aku tidak memiliki masalah sama sekali dengan hal seperti itu. Anehnya. Biasanya aku akan kesal jika kekasihku memiliki orang lain yang mencintainya. Tapi aku tidak merasa kesal sama sekali. Aku merasa senang. Aku merasa spesial. Ketika dia menyatakan cintanya padaku aku berpikir itu hanya sebuah ruse of the moment dan ketika semua itu berakhir kami akan kembali seperti biasa. Hubungan formal waktu kerja. Dan sebagai teman ketika sedang berlibur atau hanya berdua dirumah dan diluar. Aku bahkan awalnya tidak yakin dengannya. Maksudku dia masih muda tapi berani membuka perusahaannya sendiri dengan modal yang dihasilkannya sendiri. Biayanya tidak murah aku tahu itu. Tapi dia membuktikan dirinya sebagai pengusaha yang hebat. Dan seorang teman yang selalu bisa diandalkan. Jadi aku merasa spesial. Aku merasa sangat spesial ketika dia menyatakan cintanya padaku.”

Dini melihat Rani ketika dia mengatakan hal ini.

You know? I don’t hate you. It's just, i love him. I love him more than anyone. Why didn’t he choose me? Did he hate me or something? Am I Ugly? Am I Stupid?

“Hei, mau mencoba berbagi Aldi denganku?” Ucap Rani dengan wajah serius.

“Aku tidak ingin berbagi. Aku ingin menjadi yang spesial. Aku ingin menjadi yang terpilih. Aku sudah melakukan banyak hal buruk padanya di masa lalu. Aku meninggalkannya seperti yang lainnya ketika dia membutuhkanku. Aku ingin menebusnya dengan bersamanya.”

“Hm. Mungkin kamu sebenarnya gak mencintainya. Kamu hanya merasa bersalah.”

“Hmph. Bukannya kamu yang tidak memiliki perasaan padanya. Kamu menawarkan membaginya denganku. Apa kamu meragukannya akan selingkuh darimu bahkan ketika dia baru menyatakan cintanya padamu?” Tantang Dini

Rani menunjukkan wajah tidak senang. “No. I love him. Aku akan selalu setia dengannya. Tapi ada sesuatu yang membuatku berpikir dia akan terus menarik perhatian. Wajahnya. Uangnya. Kebaikannya. Dan Karismanya. Hal itu akan menarik perhatian yang tidak dibutuhkan. Apalagi dia pasti akan di dekati oleh banyak wanita yang cantik. Tapi entah kenapa aku merasa itu tidak masalah. Selama dia bisa memberikan perhatian padaku aku tidak masalah. Setidaknya itulah yang kupikirkan.”

“Aku akan memikirkannya.” Tanpa menjawab lebih banyak Dini memutuskan untuk tidur. Rani hanya memikirkan kembali kata-katanya tadi. Hal itu datang seperti tiba-tiba baginya. Dia tidak ingin berbagi tapi dia tidak memiliki masalah jika Aldi bisa memberinya perhatian yang banyak dan tidak mengabaikannya. Dia tidak ingin di abaikan oleh Aldi. Dan pikiran untuk membagi Aldi dengan wanita lain selama dia memberi perhatian yang banyak padanya membuatnya bisa menerima hal itu.

Ada sesuatu yang mendorongnya untuk memiliki pemikiran seperti ini. Dia adalah Sistem. Tujuan utama dari Sistem adalah membantu hostnya yang terpilih kali ini, Aldi Rifqi. Sistem sudah membantu Aldi untuk memperbaiki kondisi fisik dan keuangannya. Yang tersisa adalah kondisi mentalnya. Dan menurut Sistem hal ini sebaiknya di bantu oleh wanita yang akan setia padanya dan tidak akan meninggalkannya.

Dengan kondisi mental Aldi saat ini selama dia tidak mengacuhkan perasaan orang-orang disekitarnya dan menerima mereka apa adanya dia akan bisa kembali menjadi lebih baik. Luka mental yang diberikan oleh kenangannya dari masa depan membuatnya merasa tidak pantas untuk memiliki hubungan percintaan lagi. Hal ini lah yang membuat Sistem membantu dengan cara ini. Dengan membuat wanita jatuh hati padanya sehingga mereka tidak akan mengkhianatinya secara perlahan dia akan bisa membuka kembali hatinya. Dan dengan begitu luka batinnya akan terobati secara perlahan.

Comments

Popular posts from this blog

Toko Buku Di Sintang (Trans Media)

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini saya kembali dengan info terbaru dari kota saya. Semuanya tau toko buku? (Pasti tau lah -_-‘) Nah, di Sintang toko buku bukanlah hal yang mudah di cari terutama yang jumlah bukunya banyak. Ada beberapa toko buku yang menjual buku umum yang ada di kota ini yang pernah saya kunjungi. Tapi biarlah kali ini saya hanya membahas sebuah tokoh yang baru saja buka di sebuah ruko. Toko buku ini bernama “Trans Media”. Sebenarnya toko buku ini sudah ada cukup lama di Sintang. Berawal dari tempat di pasar raya yang beberapa tahun lalu kebakaran. Sang penjual beralih menggunakan mobil untuk menjual buku-bukunya. Meraih keuntungan dari menjual buku sedikit demi sedikit akhirnya sang penjual memutuskan untuk menyewa sebuah ruko beberapa waktu yang lalu. Tepatnya berada di seberang Jalan depan toko foto glen. Menurut saya sendiri buku yang di jual di transmedia sudah sangat memadai. Harganya juga tidak terlalu mahal bila dibandingkan dengan toko buku lai...

Cara Ganti Background Blog di Blogger

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kali ini saya kembali hadir dengan membawa ilmu baru tentang blog yaitu tentang bagaimana cara mengganti gambar di blog. Gambar yang saya maksud adalah yang ini. *** Nah begini tahap penggantiannya, Buka Blogger punya anda. Klik aja disini Buka Tema. Setelah masuk ke Tema pilih Sesuaikan Ini setelah masuk ke situ. pilih Latar Belakang dan Klik gambarnya Pilih saja yang mau sesuai dengan keingan background-nya Setelah selesai tinggal klik "Selesai" dan "Terapkan ke Blog" *** Nah nanti gambarnya akan berubah. Kalau ada yang tidak mengerti silahkan tanya di kolom komentar. Sekian dari saya Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tempat Baca Light Novel Bahasa Inggris Seru versi Saya

Assalamu'alaikum Wr, Wb, Kali ini saya kembali hadir dengan membawakan berita bahwa saya sudah suka membaca light novel. (Emang penting?) ya gak penting-penting amat sih. Cuman untuk kali ini bukan hanya info yang saya bagikan tapi juga tempat dimana saya biasa membaca light novel kesukaan saya. Kenapa harus bahasa Inggris? Ya, karena saya ngerti dan sekalian mau belajar bahasa Inggris ahahaha. Read free English translated Light Novel online! Ini adalah yang pertama admin buka. Lumayan lah. Koleksinya cukup lengkap. Admin juga banyak nyari yang genre Isekai sih. Siapa tau ada yang mau buka klik aja linknya. Dibawah ini penampakannya. Read Light Novel Online Free Nah yang selanjutnya adalah sarang admin untuk sekarang, admin lagi baca tentang Tanaka yang masuk kedunia lain dengan wajah pas-passan Ahahaha kayak admin ya. Disini bagus juga untuk baca karena juga admin rasa cukup lengkap untuk kebutuhan admin. Nah berikut penampakannya. Nah sebe...