My way is charge forward
CHAPTER 4
KEJUTAN DARI SEKOLAH, SISTEM, DAN GAME
Sekitar
3 bulan sudah berlalu semenjak aku mendapatkan sistem dan mengingat kehidupanku
di masa depan. Aku yang sudah rajin belajar membuat para guru yang sebelumnya
tidak memperdulikanku menjadi heran kenapa aku bisa mendapat nilai yang tinggi
di semua mata pelajaran mereka. Ada yang berpikir aku menyontek tapi tanpa
adanya bukti dan aku yang tidak pernah mendapat nilai rendah sekalipun selama 3
bulan ini membuat mereka merasa tidak mungkin aku selalu bisa menyontek padahal
jarang ada yang mendapat nilai tinggi di kelas. Bahkan Dini merasa aneh ketika
aku bisa mendapat nilai lebih tinggi darinya.
Ya
bisa dipahami sih. Ketika aku yang sebelumnya paling tinggi hanya mendapat
nilai pas-pasan sekarang bisa mendapat nilai paling tinggi di kelas bahkan di
sekolah akan membuat semua orang pasti merasa aneh dengan perkembanganku.
Hingga tiba saatnya aku dipanggil oleh kepala sekolah dan ada wali kelasku.
“Jadi
nak Aldi! Ini tes yang perlu kamu isi, ini adalah tes untuk meyakinkan
guru-guru bahwa kamu memang sudah berubah menjadi lebih pintar! Gimana?” Aku
hanya mengangguk dan mengisi tes yang diberikan padaku. Tesnya memang sulit
untuk level siswa SMA biasa tapi bagiku yang sekarang aku bisa mengisinya
dengan mudah dan percaya diri. Dan aku walaupun merasa sedikit sakit hati
karena tidak dipercaya bisa mengerti kenapa mereka melakukan ini. Seorang siswa
yang selama ini tidak pernah mendapat nilai lebih tinggi dari nilai rata-rata
sekarang malah hanya mendapat nilai sempurna 100 di semua mata pelajaran yang
siswa lainnya tidak mendekati nilai 90.
Pasti
ada yang aneh jika situasi ini terjadi orang pasti akan berpikir jika siswa ini
menyontek. Aku bisa paham hal itu. Itulah sebabnya aku tidak terlalu
mempermasalahkan tes ini. Jika aku bisa meyakinkan mereka bahwa aku bisa menyelesaikan
ini mereka tidak punya pilihan lain selain berpikir aku sudah berubah dari
diriku yang dulu.
“Sudah
selesai pak, buk!” 3 jam sudah berlalu dan akhirnya aku menyelesaikan semuanya
dengan cukup cepat. Lebih cepat dari perkiraanku. Aku bisa melihat kepala
sekolahku tidak terlalu peduli ketika aku menyerahkannya.
“Baiklah
ini akan diperiksa oleh komputer dan kamu akan mendapat jawabannya besok!” Aku
hanya mengangguk.
Ketika
aku keluar bersama wali kelasku belia memint maaf padaku,
“Maaf
kalau ibu harus melakukan ini Di. Banyak guru yang curiga kamu menyontek saat
pelajaran dan ini dilakukan supaya mereka tidak mempermasalahkan hal ini!”
Ucapnya
“Saya
juga paham bu. Sebelum ini saya bukan siswa yang mau belajar. Tapi ada banyak
hal yang terjadi selama liburan yang membuat saya tersadar saya harus belajar
lebih keras lagi untuk membantu keluarga saya!” Jawabku. Mendengarnya dia cukup
puas dengan jawabanku.
“Baiklah
kalau begitu ibu akan kembali ke ruang guru. Kamu bisa pulang sekarang kalau
kamu mau. Walau ini masih jam pelajaran tapi kamu sudah diberi ijin untuk
pulang duluan jika kamu mau!”
“Tidak
apa-apa bu saya akan langsung kembali ke kelas setelah ini dan mengikuti
pelajaran seperti biasa!” Jawabanku membuatnya puas dan ia segera kembali ke
ruang guru.
Sesampainya
aku di kelas Pak Reno baru saja keluar kelas dan jam istirahat baru dimulai.
“Di!
Gimana tesnya?” Tanya Putra para siswa yang lain tidak tahu bahwa aku dipanggil
ke ruangan kepala sekolah untuk tes aku tidak mencotek dan aku hanya memberitahu
sahabatku di sekolah ini Putra.
“Lumayan!
Memang sedikit sulit tapi aku percaya diri dengan jawabanku!” Bisik kami
berdua.
Dini melihatku yang kembali duduk disebelahnya. Dia memasang wajah tidak senang
ketika melihatku lagi. Posisi nomor satu di kelas sudah diambil olehku dalam
waktu Tiga bulan darinya jadi dia masih kesal denganku. Aku merasa seperti
anak-anak ketika aku merasa kesal dengannya diawal semester ini dan merasa
sedikit menyesal memikirkan hal itu. Ketika aku mencoba mengajaknya untuk
mengerjakan tugas kelompok dirumahku dia menolak,
“Aku
tidak ingin mengerjakannya denganmu. Kamu hanya akan mendapat nilaiku karena
pasti aku yang akan mengerjakan semuanya!” Mendengar jawabannya aku merasa
kesal lagi. Akhirnya kami membuat tugas masing-masing dan mengumpulkan tugas
kami sendiri. Ketika ditanya oleh Pak Tami aku hanya bisa menjawab, “Tidak
mungkin aku bisa bekerja sama dengan orang egois seperti itu!” dan jawaban
Dini adalah, “Aku tidak ingin bekerja sama dengan orang idiot sepertinya!”
Mendengar jawaban kami Pak Tami malah tertawa dan menerima tugas kami
masing-masing. Sambil mengunggamkan ‘Masa muda’ atau sesuatu seperti itu.
Yeah,
hari-hari yang seperti ini cukup sering terjadi selama 3 bulan ini.
“Eh,
boy. Tadi aku liat game kamu dimainkan di kelas sebelah. Sepertinya gamemu
sudah menjadi terkenal ya?” Tanyanya dengan penasaran. Aku tidak melihat
perkembangan gameku semenjak aku menguploadnya dan aku juga tidak pernah
memperdulikannya. Benar juga ya? Bukannya itu misi yang diberi sistem kenapa
aku bisa lupa. Pulang nanti akan aku cek.
“Belum
aku cek. Ya aku juga memasang harga 5 ribu menjual gamenya. Setelah komisi
untuk webisite aku akan mendapat sekitar 3500 per download!”
“Hm?
Kamu menjual game kamu ya Di? Wah kalau sukses bisa nih kita pesta!”
Aku
merasa tidak masalah untuk merayakan keberhasilan gameku nanti jadi aku akan
mengajaknya dan Haydar karena mereka adalah orang pertama yang mencoba gameku
ini.
“Oke!
Nanti langsung kita cek dirumah berapa yang udah download game ini” Lagian
hanya dalam dua bulan memangnya sudah berapa sih yang download. Sedikit
mustahil jika sampai ribuan paling yang download baru sekitar 100-200 an.
Sesampai
dirumah aku langsung mandi dan mengecek akunku. Jantungku merasa ingin copot
ketika aku melihat berapa yang sudah mendownload gameku. Seketika itu aku
berteriak,
“Buk.
IBUK. IBUK!” Aku berteriak hingga ibuku datang.
“Kenapa
sih Di? Baru datang langsung teriak?”
“Kita
kaya bu. Kita kaya. Kita kaya!” Aku merasa senang sambil menari-nari. Aku pun
menjelaskan padanya situasi saat ini.
“Jadi
kemarin kan aku ada bikin game lalu aku upload dengan harga 5000 dan dapat
penghasilan 3500 per download. Yang udah download ada 1,5 juta bu. Aku punya
uang 5 miliar bu!” mendengar penjelasanku ibuku menangis mendengar aku mendapat
uang sebanyak itu. Setelah itu kami berpelukan dan merasa sangat bersyukur. Dan
kami langsung Shalat Dzuhur bersyukur kepada ALLAH SWT memberikan
kesempatan seperti ini pada kami dan memberi rejeki yang banyak pada kami saat
ini. Seketika itu kami mulai tenang dan membicarakan tentang ini.
“Di,
bayar hutang kita di bank bisa tidak?” Ibuku mencoba bertanya padaku takut aku
tidak mau membantunya. Aku menjawab tanpa ragu. “Langsung kita lunasi bu! Yuk
sekarang Ibu siap-siap. Kita berempat langsung makan sekarang. Telpon keluarga
bapak sama ibu. Kita rayakan sama-sama! Kita kasih juga amplop ke
sepupu-sepupuku. Mereka selalu bantu kita selama ini. Sekarang biarkan kita
yang bantu mereka!” Jawabku dengan senang hati. Aku selalu dibantu oleh mereka
dimasa depan. Aku akan membantu mereka sekarang juga. Aku tahu ada beberapa
keluargaku yang memiliki masalah keuangan saat ini.
Setelah
itu aku berpikir kenapa sistem tidak memberikanku peringatan seketika itu
sistem memberikan pemberitahuan baru.
SELAMAT
HOST BERHASIL MENYELESAIKAN TUGAS PERTAMA DARI SISTEM DAN MENDAPATKAN HADIAH
BERUPA KARISMA BERTAMBAH 2 POINT, UANG TAMBAHAN 10.000.000 RUPIAH DAN POINT
SISTEM SEBESAR 50.000!
Akhirnya
datang juga. ‘Sistem beritahu aku point dan jumlah uangku saat ini!’
“UANG HOST SAAT INI ADALAH 5.260.303.500
RUPIAH DAN POINT SISTEM HOST ADALAH 127.300”
Ohya,
bagaimana point sistemku bisa bertambah aku tidak ingat pernah mendapat misi
yang bisa menaikan pointku lagi setelah itu sistem?
“SISTEM DIBERIKAN KEPADA HOST DARI
YANG MAHA KUASA. SEMAKIN RAJIN HOST BERIBADAH DAN MELAKUKAN KEWAJIBAN HOST.
HOST BISA MENDAPAT POINT DARI BERIBADAH!”
“Syukur
Alhamdulillah!” Ucapku.
“DAN JUGA SEPERTI YANG SISTEM
KATAKAN SEBELUMNYA. HOST AKAN DIBANTU OLEH SISTEM. JADI SISTEM MEMBUAT ORANG-ORANG MENGIKLANKAN GAME HOST HINGGA MENJADI TERKENAL!”
Aku
mengangguk paham. Kesenangan aku langsung menghubungi Putra dan Haydar untuk
ikut merayakan kesuksesanku.
Akhirnya
langkah untuk kehidupan senang sudah di depan mata. Selama aku tidak melakukan
hal yang salah aku akan berusaha mencapai posisi nomor 1 di dunia.
Malam
tiba dan kami berkumpul di rumah makan yang biasa kami kunjungi ketika
merayakan sesuatu. Aku bercerita pada mereka bahwa aku membuat game. Ketika
mereka bertanya kenapa aku mengajak makan disini hanya karena aku membuat game.
Aku menjawab bahwa aku menjual gameku dan berhasil mendapat 5 miliar dari hasil
penjualannya.
Keluargaku
yang mendengarnya merasa syok. Tapi ikut senang karena aku mengajak mereka
merayakannya. Dan bertepuk tangan karena aku bisa sukses dalam waktu 3 bulan
semenjak gameku diluncurkan padahal aku masih SMA tapi bisa menghasilkan uang
lebih banyak dari mereka dalam setahun.
Aku
memberikan uang 200 ribu kepada sepupuku masing-masing dari pihak ibu dan alm
ayahku. Kami menikmati makan malam dan saling mengobrol satu sama lain. Mereka ikut
senang dan akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Aku membawa ibu dan
kedua adikku untuk membeli handphone android yang baru di 2015 ini langsung aku
belikan Samsung S6 Edge yang seharga 13 juta satu unit. Aku tidak ragu
membelikan mereka ini.
Ketika
itu aku berpikir melihat motor yang sudah tidak mampu membawa goncengan ini
mungkin aku akan membeli sebuah mobil ketika aku akan masuk kuliah nanti. Yeah
itu ide yang bagus. Untuk sekarang aku akan segera membeli motor baru untukku
dan ibuku. Aku juga berpikir akan pergi berkuliah di kota ini seperti di masa
depan tapi aku juga akan membangun usahaku mulai dari sekarang.
‘Sistem
berapa jumlah uang dan pointku sekarang?’
“UANG HOST SAAT INI ADALAH 5.200.503.500
RUPIAH DAN POINT SISTEM HOST ADALAH 130.000”
Comments
Post a Comment